Home » » Bagaimana Mengelola Konflik di Sekolah ?

Bagaimana Mengelola Konflik di Sekolah ?


Konflik merupakan sesuatu yang alamiah terjadi dalam sebuah organisasi termasuk sekolah. Konflik dapat muncul dalam berbagai bentuk dan tingkat kekuatannya, sehingga perlu dikelola sebaik mungkin.
Dalam batas-batas tertentu konflik dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan sekolah. 

Misalnya, konflik dapat mendinamiskan organisasi sekolah sehingga tidak berjalan rutin dan statis, konflik memungkinkan munculnya suatu ketidakpuasan yang sudah lama tidak tersebunyi sehingga sekolah dapat menyesuaikan.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengelola konflik dengan dengan baik. Jika tidak, maka konflik yang melewati batas dapat menimbulkan akibat fatal. 

Konflik yang terjadi di sekolah dapat dibedakan dalam beberapa tingkat yaitu : 

1. Intrapersonal
Yaitu konflik yang terjadi dalam diri seseorang seperti konflik antara mengutamakan tugas sekolah atau acara keluarga; 

2 Interpersonal
Yaitu konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih, misalnya permasalahan antara dua orang guru matematika. 

3. Intragrup, 
Yaitu dua atau lebih dalam satu group. Misalnya permasalahan antara tim sepak bola; 

4. Konflik intergroup
Yaitu konflik antar kelompok misalnya konflik antara tim sepak bola dengan tim kesenian; 

5. Konflik intraorganisasi
Yaitu konflik yang terjadi antara unit organisasi, misalnya konflik antara pegawai tata usaha dengan guru. 

6. Konflik interorganisasi
Yaitu konflik yang terjadi antara dua atau lebih organisasi misalnya konflik yang terjadi sekolah dengan sekolah, sekolah dengan masyarakat. 

BACA : TIPS MEMBANGUN KERJA SAMA DI SEKOLAH


Penyebab utama konflik menurut Hunsaker (2003) adalah:
1) Terjadi karena masalah komunikasi(salah pengertian, ketertutupan, penyampaian kasar, dan sebagainya); 

2) Desain struktur organisasi yang kurang baik misalnya  posisi strategis dan tidak startegis, termasuk kategori kepanitian, 

3) Perbedaan masing-masing personal bawahan misalnya , latar belakang, budaya, pendidikan, pengalaman, usia, keseniaoran dan lain-lain. 

Konflik ini tidak langsung terjadi namun memiliki tahap munculnya kepermukaan. 

Tahap laten, yaitu adanya perbedaan faktor individu, perbedaan organisasi, lingkungan yang berpotensi untuk munculnya konflik. 

Tahap terasakan, konflik sudah perbedaan tersebut sudah mulai terasakan, tahap pertentangan yaitu konflik yang terasakan berkembang menjadi sebuah pertentangan. 

Tahap terbuka, perbedaan yang terjadi diikuti dengan permusuhan secara terbuka. 

Jika konfik terbuka terjadi, dan terkelola dengan baik akan memberi keuntungan misalnya, terjadi saling tukar ide dan mendorong kreativitas. 

Apabila tidak dapat dikelola dengan baik maka permusuhan akan berlanjut dan berakibat buruk ke sekolah. 

Bagaimana strategi menyelesaikan konflik yang efektif ? 

Ada 4 strategi untuk menyelesaikan konflik secara efektif disekolah: 

1. Teknik konfrontasi
Teknik ini digunakan jika menginginkan penyelesaian konflik sama-sama menguntungkan (win-win).  Langkahnya pendapat/konsep yang menyebabkan konflik didiskusikan bersama untuk mendapat solusinya. Perlu digunakan bargaining (negosiasi) dengan bantuan mediasi pihak ke tiga, atau menggunakan keputusan integrative. 

2. Perbaikan praktik organisasi
Hal ini dilakukan jika dari hasil evaluasi ditemukan bahwa penyebab konflik adalah akibat praktik organisasi sekolah yang kurang tepat. 

Dalam hal ini perlu dilakukan perbaikan regulasi/aturan, kalrifikasi tugas, wewenang personil/kelompok, penyempurnaan kebijakan, rotasi personel, melakukan perbaikan dengan pelatihan atau sejenisnya. 

3Perubahan struktur organisasi
Hal ini diterapkan jika konflik terjadi akibat struktur organisasi yang salah bukan sekedar praktiknya. 

4. Gaya penyelesaian alamiah
Dimana konflik dibiarkan sehingga penyelesaiannya secara alamiah. Gaya ini diambil tentunya dengan perhitungan yang matang, dimana konflik tidak berdampak luas dan dapat terselesaikan seiring dengan perjalanan waktu. 

Ada tiga tahapan dalam mengelola konflik di sekolah 

1Lakukan perencanaan analisis konflik
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi konflik, sehingga dapat diketahui sumber penyebab dan pihak yang terlibat dalam konflik.  

2. Evaluasi konflik
Dalam hal ini dilakukan evaluasi terhadap konflik yang terjadi, apakah konflik sudah mendekati titik patah, hal seperti ini perlu diredam sehingga tidak menimblkan dampak negative. 

Jika konflik baru berada di sekitar titik kritis harus dikekendalikan sehingga dapat memberi dampak positif. Jika posisi konflik masih tahap tersembunyi perlu diberikan stimulus sehingga dapat dibuka. 

3.Penentuan derajat konflik 
Di sekolah memang sulit ditentukan , karena tidak ada standar untuk menentukan derajat konflik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan pengalaman pemimpin, insting/naluri yang ada dalam diri kepala sekolah dan pengamatan sehari-hari. 

Jika konflik belum sampai ke tahap kritis sebaiknya dilakukan pencegahan, untuk menghindari dampak yang lebih buruk.  Kepala sekolah senantiasa akan menghadapi konflik, kecil atau besar, tersembunyi atau terbuka, kritis atau patah. 

Sebagai pemimpin kepala sekolah tidak boleh menghindari konflik tapi harus dikelola dengan baik sehingga berdampak positif untuk kemajuan sekolah. 

Kepala sekolah tidak boleh mengeluh di depan bawahannya, karena keluhan bawahan juga lebih banyak, dan jangan sampai kepala sekolah yang memiliki konflik atau sumber konflik. 

Tapi kepala sekolah harus mampu menyemanngati, memotivasi, menggerakkan, memberdayakan, dan mengarahkan bawahan bahkan mengembangkan semua warga sekolah. 

Baca juga: Gaya kepemimpinan Efektif di Sekolah

Memimpin berarti memberi pengaruh, dan harus membawa perubahan kearah yang lebih baik.  Selamat untuk semua kepala sekolah, semoga konflik dapat diatasi. 

0 komentar:

Post a Comment