Home » » Teori Belajar Orang Dewasa

Teori Belajar Orang Dewasa

Sebagai pengawas atau kepala sekolah maupun instruktur yang sering terlibat dalam menyajikan materi bagi orang dewasa, maka perlu memahami metode pembelajaran yang tepat sehingga apa maksud dan tujuan dapat tercapai. 

Menurut ahli pendidikan bernama Edwart L. Thorndike (1928)  mengemukakan teori belajar dan mengajar orang dewasa yang disebut dengan aliran “ Scientific Stream dan artistic” bahwa dalam belajar orang dewasa yang terpenting adalah pengalaman. Asumsi tentang pembelajar orang dewasa yang dijadikan teori belajar dewasa yaitu : 

  1. Pembelajar dewasa akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan.
  2. Orientasi pembelajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subjek matter,
  3. Pengalaman  adalah sumber terkaya  bagi pembelajar orang dewasa, sehingga  metode pembelajaran adalah analisa pengalaman (experiental learning),
  4.  Perbedaan diantara pembelajar orang dewasa semakin meningkat dengan bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan orang dewasa harus memberi pilihan dalam perbedaan gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar.   

Carl R.Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran pada orang dewasa yaitu “Student- Centered Learning” yang intinya :

  1. Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa memfasilitasi belajarnya,Seseorang akan belajar secara signifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan selfnya.
  2. Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan,
  3. Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifikan bila tidak ada tekanan terhadap peserta dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi dikoordinir.

Konsep pembelajaran yang dikemukakan di atas sangat sesuai dengan model pembelajaran orang dewasa yaitu  andragogi. Andragogi  mulai digunakan di Netherlands oleh Professor T.T Ten Have pada tahun 1959.  

Model andragogi mempunyai konsep bahwa : kebutuhan untuk tahu (the need to know), konsep diri pembelajar (the learner,s concept), peran pengalaman pembelajar (the role of the leaner,s experience), kesiapan belajar (readiness to learn), orientasi belajar (orientation of learning) dan motivasi lebih banyak ditentukan dari dalam diri si pembelajar itu sendiri.  

Baca juga: 7 Pendekatan Supervisi Dalam Kurikulum 2013

Maka dalam pembelajaran orang dewasa seseorang instruktur  kurang tepat melakukan pembelajaran seperti kepada siswa atau  menggurui, tetapi memancing dan memfasilitasi peserta sehingga peserta dapat belajar dari pengalamannya dan mekanisme yang sudah disepakati.   

Dalam pendekatan andragogi, seorang instruktur perlu mempersiapkan lebih dahulu sejumlah prosedur untuk melibatkan pembelajar dalam belajar. Ada pun prosedur adalah sebagai berikut: 

  1. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar bagi pembelajar orang dewasa,
  2. Menciptakan mekanisme perencanaan,
  3. Mendiagonosis kebutuhan belajar,
  4. Memformulasikan tujuan program yang memenuhi kebutuhan institusi, pembelajar dan masyarakat,
  5. Merencanakan pola pengalaman belajar,
  6. Melaksanakan pengalaman belajar (kegiatan) yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran, 
  7. Melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mendiagonosa ulang kebutuhan belajar (Knowles, 1980)

Penekanan pembelajaran pada andragogi adalah menyediakan prosedur dan sumber-sumber untuk membantu belajar peserta untuk meningkatkan pengetahuan, skill, kebiasaan, nilai-nilai, dan kemampuan yang dibutuhkan. 

0 komentar:

Post a Comment