Guru Wajib Tahu! Tiga Hal penting Capaian Kurikulum 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam undang-undang nomor 20 Sisdiknas tahun 2003 pasal 3 menyatakan tujuan pendidikan nasional adalah  untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Untuk mencapai hal di atas, bukanlah hal yang mudah akan tetapi harus penuh perjuangan terlebih dalam kanca perubahan skala makro dunia  abad XXI  yang ditandai dengan 6 (enam) kecenderungan penting yang mempengaruhi pola hidup manusia dalam hal ini peserta didik. yang telah dapat dirasakan saat ini seperti:

1. Berlangsungnya revolusi digital yang semakin luar biasa yang mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan,

2. Terjadinya integrasi belahan-belahan dunia yang semakin intensif akibat  internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral, teknologi komunikasi, dan teknologi transportasi,

3. Berlangsungnya pendataran dunia (the world is flat) sebagai akibat berbagai perubahan mendasar dimensi-dimensi kehidupan manusia terutama akibat mengglobalnya negara, korporasi, dan individu,

4. Sangat cepatnya perubahan dunia yang mengakibatkan dunia tampak berlari tunggang langgang, ruang tampak menyempit, waktu terasa ringkas, dan keusangan segala sesuatu cepat terjadi,

5. Semakin tumbuhnya masyarakat padat pengetahuan (knowledge society), masyarakat informasi (information society), dan masyarakat jaringan (network society) yang membuat pengetahuan, informasi, dan jaringan menjadi modal sangat penting, dan

6. Makin tegasnya fenomena abad kreatif beserta masyarakat kreatif yang menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai modal penting untuk individu, perusahaan, dan masyarakat.

Keenam hal tersebut telah memunculkan tatanan baru, ukuran-ukuran baru, dankebutuhan-kebutuhan baru yang berbeda dengan sebelumnya, yang harus ditanggapi dan dipenuhi oleh dunia pendidikan nasional dengan sebaik-baiknya. Untuk menghadapi itu semua fenomena di atas ,  maka ada tiga hal penting yang harus diperhatikan guru  dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yaitu:

A. KARAKTER
 Karakter yang kuat sangat bagi peserta didik diperlukan dalam menjawab tantangan bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah. Karakter yang kuat dapat di asah melalui kegiatan “ 4O”(Olah pikir, olah hati, olah karsa dan olah raga).

1. Olah pikir
Olah pikir ditandai dengan peserta didik yang cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif

2. Olah hati
Guru harus berusaha hingga peserta didik beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik yang tidak lepas putus asa. 

3. Olah rasa/ karsa
Olah rasa ditandai dimana peserta didik dapat bersikap dan bertindak ramah, saling menghargai, toleran,peduli,  suka menolong, gotong royong, nasionalis,  kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga  menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja

4. Olah raga
Olah raga ditandai dengan sikap hidup yang bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.

Pertumbuhan 4 olah tersebut dapat ditanamkan guru melalui proses pembelajaran yang baik  dengan menanamkan nilai-nilai karakter utama yaitu : religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.

a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai  lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

b. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

d. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikapkerelawanan.

e. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral)

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter di atas yang senantiasa dikembangkan guru ketika melaksanakan pross pembelajaran. Kelima nilai tersebut bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, guru dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya.

Karakter peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan berbagai cara di sekolah

1. Intra-kurikuler:
Penanaman karakter ter integrasi pada semua mata pelajaran di sekolah , maka guru akan memulainya dari perencanaan pembelajaran, dalam proses pembelajaran dan dalam melakukan penlaian hasil belajar. 

2. Ko-Kurikuler:
Penanaman nlai-nilai karakter melalui kegiatan ko-kurikuler dilakukan melalui studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman budaya, madrasah diniyah,komunitas bahasa dan sastra.

3. Estra-Kurikuler:
Kegiatan ekstra kurikuler  seperti kegiatan pramuka, paskibraka, palang merah remaja (pmr), olah raga, dan lain-lain menjadi momen penting dalam penanaman dan menumbuhkembangkan karakter.

4. Hidden Curriculum
Secara tidak langsung kegiatan upacara bendera, menyanyikan lagu nasional/daerah, membaca buku, berdoa bersama, membersihkan lingkungan pekarangan/sekitar sekolah , latihan memimpin di kelas menjadi sebuah proses tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter.


B. KOMPETENSI
Kompetensi peserta didik sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks seperti diuraikan di atas.  

1. Kompetensi sikap
Kompetensi Sikap yang merupakan bagian dari tiap matapelajaran  atau tema dalam kurikulum 2013 kompetensi inti dapat dibagi menjadi  kompetensi yaitu:

            KI-1; Sikap Spiritual
            KI-2; Sikap Sosial
            KI-3; Pengetahuan
            KI-4; Keterampilan

Tingkatan sikap dalam kurikulum 2013 terdiri dari:


a.Menerima nilai
contoh : memilih, mendengar, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati

b. Menanggapi nilai
contoh: menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendudkung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, menolak

c. Menghargai nilai
contoh: mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, menyumbang

d. Menghayati nilai
contoh: menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasi, merembuk

e. Mengamalkan nilai
contoh: mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mengaktualisasi, melayani, membuktikan,memberi solusi

2. KompetensiPengetahuan

a. Pengetahuan faktual
yaitu pengetahuan tentang elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa  ntukmempelajari satudisiplin ilmu atauuntuk menyelesaikan mmasalah-masalah  alamdisiplinilmu tersebut

1)  Pengetahuan tentang terminology

2) Pengetahuan tentang detail-detail elemenelemen yang spesifik,  kosakata teknis, simbol-simbolmusik. Sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliable.

b. Pengetahuan konseptual  
yaitu pengetahuan tentang hubungan-hubungan antar elemen dalamsebuah struktur besar yang memungkinkan elemen-elemennya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual dapat digolongkan dalam  tiga jenis;
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur

Contoh pengetahuan tentang periode waktu geologis (klasifikasi), rumus Pithagoras (prinsip), hukum penawarandan permintaan (prinsip) teori evolusi (teori), StrukturMajelis Permusyawaratan Rakyat (struktur)

c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan proseduaral adalah bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode penelitian, da kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan langkah-langkah melakukan sesuatu. Pengetahuan procedural dapat dibagi menjadi :

1) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.

Contoh :keterampilan-keterampilan dalam melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan,  teknik wawancara, metode ilmiah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas suatu metode.

d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan metakognitif adalah jenjang tertinggi, pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.
1) Pengetahuan strategis
2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi
3) Pengetahuan-diri

Contoh : Pengetahuan tentang skema sebagai untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah

Pengetahuan tentang macam-macam tes yang dibuat guru, pengetahuan tentang tuntutan beragam tugas kognitif . pengetahuan bahwa diri (sendiri) kuat dalam ‘mengkritisi esai’ tetapi lemah dalam menulis esai,  kesadaran tentag tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh diri (sendiri).

3. Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan dapat dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut:

Mengamati, yaitu perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/

mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati.

Mempertanyakan, adalah kemampuan memberikan pertanyaan  termasuk jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan informasi/ mencoba.  Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Menalar/ mengasosiasi
Menalar/mengasosiasi adalah kemampuan mengembangkan interpretasi,argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan Informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/ konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/ konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi,struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengomunikasikan adalah kemampuan  menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.

Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Krathwohl Bloom revisi
Anderson
 Dyers
Dave
Sympson
Menerima
Mengingat
Mengamati
Imitasi
Persepsi,
Kesiapan, Meniru
merespon
Memahami
Menanya
Manipulasi
Membiasakan
Menghargai
Menerapkan
Mencoba
Presisi
Mahir
Menghayati
Menganalisis
Menalar
Artikulasi
Alami
Mengamalkan
Mengevaluasi
Menyaji
Naturalisasi
Orsinil

Mengkreasi




C. LITERASI
Literasi sangat diperlukan untuk menjawab bagaimana menerapkanketerampilan inti untuk kegiatan sehari-hari?

Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS)  merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sedangkan Literasi Dini (Early Literacy) merupakan kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar   dan tutur yang dibentuk oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial di rumah.

1. Literasi Dasar
Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting)berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan  Pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Kemampuan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi
referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog
dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah

3. Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media
elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.

4. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
a.  Kemampuan memahami kelengkapan teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.

b. Kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
c. Kemampuan menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak.

d. Pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

5. Literasi Visual (Visual Literacy)
a. Kemampuan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat.
b. Kemampuan menafsirkan materi visual baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital atau perpaduannya (teks multimodal)

Strategi membangun budaya literasi di sekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan guru dengan cara :
1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi.
2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif.
3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Dalam implementasi kurikulum 2013, guru sangat penting memahami ketiga capaian tersebut sebagai kemampuan yang harus dimiliki peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dalam abab 21. Tanggungjawab tersebut menjadi tanggungjawab semua warga sekolah dengan cara mengkondisikan/memfasilitasi proses pembelajaran yang berkembang menjadi budaya sekolah